Postingan

Oyek, Nasi Singkong Naik Kelas

Gambar
Pernah mendengar namanya?  Kalau belum,  saya ingin sedikit bercerita. Oyek adalah sejenis beras yang dibuat dari singkong atau ubi kayu.  Bentuknya butiran kecil,  tidak beraturan.  Cenderung bersegi banyak, dengan buliran sekira ukuran kacang hijau.  Berwarna coklat tua dan gradatif. Semakin muda warnanya, kualitas oyek membaik.  Kadar karbohidrat dan glukosanya cenderung kian mengecil.  Sebaliknya,  kualitas oyek cenderung turun jika warnanya menua dan buliran berukuran lebih besar dari kacang hijau.  Baunya juga kurang sedap (apak/apek) baik dalam keadaan mentah.  Apalagi bila sudah dimasak.  Pada umumnya,  masyarakat di sekitar Kabupaten Kebumen,  Cilacap dan Banyumas Jawa Tengah terutama di wilayah pegunungan membuat dan mengonsumsi oyek sebagai sumber pangan utama. Di Kabupaten Kebumen misalnya,  ada tiga kecamatan yang sampai saat ini menjadi penghasil utama oyek.  Yaitu Karanggayam,  Karangsambung dan Alian. Termasuk Kecamatan Sadang yang merupakan pengembangan dar

Energi Mereka, Daya Hidupku

Gambar
Ini cerita picisan, recehan orang bilang begitu. Jadi, jangan berharap ada kata atau kalimat inspiratif. Apalagi yang memotivasi. Hanya cerita orang kampung yang biasa kampungan. Bisa dibaca dengan jelas saja sudah bagus. Mungkin sedikit romantis, tapi tidak melankolis. Ada sinis, klimis tanpa kismis yang manis. Tak berarah jelas, meski bertujuan pasti. Perjalanan hidup manusia acapkali membawa cerita yang patut direnungkan. Meski tidak seindah karya sastra, novel percintaan yang berakhir bahagia. Karena bahagia atau sedih, bukan tolak ukurnya. Tetapi kecewa yang cukup mendalam mungkin saja jadi prolog atau apapun istilahnya. Dan kisah ini ibarat perjalanan mendaki puncak gunung Merapi. Satu gunung api teraktif yang medan dan suasananya telah diketahui dari jalur pendakian manapun. Tidak mudah diprediksi, sesekali mengundang sensasi agar hidup ini lebih berarti. Sumber gagasan datang menghampiri benak dalam suasana yang sebenarnya kurang segar. Untuk kesekian kalinya, anak

Agenda Konferensi Ekonomi Kreatif Bali ke SU PBB 2019-Bagian Terakhir

Gambar
Tak banyak berubah dari bagian pertama, publikasi tentang upaya membawa hasil konferensi Ekonomi Kreatif 2018 yang akan dibawa ke Sidang Umum PBB 2019. Meskipun begitu, untuk melengkapi 21 poin Agenda Bali, berikut selengkapnya: Mempromosikan partisipasi penuh daeri sektor swasta dalam semua aspek perencanaan dan implementasi Ekonomi Kreatif, dengan kesadaran bahwa bahwa kemitraan publik-swasta adalah unsur penting dalam mencapai nilai sosial dan manfaat penuh dari Ekonomi Kreatif;  Meningkatkan kolaborasi di antara berbagai pemangku kepentingan termasuk sektor swasta, pencipta, lembaga pemerintahan dan pendidikan, tidak hanya untuk manfaat ekonomi tetapi juga untuk meningkatkan ketahanan budaya dan membangun identitas nasional; Melanjutkan  promosi diskusi dan pertukaran di antara berbagai pemangku kepentingan di berbagai forum dan level, seperti dalam forumFriends of the Creative Economy; Membina  perkembangan e-commerce dan kekayaan intelektual sebagai alat untuk mendoron

Agenda Konferensi Ekonomi Kreatif Bali 2018 ke SU PBB 2019- Bagian Pertama

Gambar
Pada Kongres Ekonomi Kreatif Dunia 2018 di Bali, Indonesia selaku tuan rumah mencatat sukses besar dengan kesepakatan yang dituangkan dalam 21 poin  Agenda Bali yang akan dibawa ke pertemuan PBB tahun depan. Selain itu menjadikan Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai tuan rumah  WCCE 2020 selaku pengaju proposal yang paling awal. Dan seperti yang telah dipaparkan pada  tulisan sebelumnya,   K onferensi yang telah menjadi  merek Indonesia dan    ini menghasilkan banyak gagasan yang menguatkan keyakinan  bahwa    ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian negara-negara pesertanya. Paling tidak, Indonesia telah menunjukkan bukti-bukti kongkrit bahwa sektor ini sesuai dengan rerangka berpikir SDG's    ( SustainablDevelopment G oals ).  Dalam sesi pemaparan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kepada para peserta Kongres tentang sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia mencapai angka 7,8% dan menunjukkan kecenderungan meningkat
Gambar
Masuknya nama Indonesia dalam Top 10 negara yang wajib dikunjungi versi Lonely Planet merupakan kesempatan besar bagi industri pariwisata di tanah air. Beragam  alasan para ahli memilih Indonesia untuk masuk dalam 10 negara yang harus dikunjungi. Mulai dari memiliki kekayaan alam, ragam budaya, hingga kulinernya. Selain itu, pada kebijakan Pemerintah Indonesia memberikan akses Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk 169 negara di dunia, juga dipuji. Sebagai buktinya, sampul majalah traveling   Best in Travel 2019 tersebut adalah Pura Ulun Danu di Bali. Industri pariwisata Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir berkembang pesat. Banyak bermunculan destinasi baru yang menawarkan pesona  khas. Dari yang berpanorama indah laksana bidadari surga, tempat-tempat yang mengundang selera berpetualang memacu adrenalin, sajian menu khas beraneka rasa dan rupa, serta kerajinan tangan berbagai bahan dasar dan fungsinya. Semua diangkat ke permukaan oleh orang-orang kreatif. Melalui para blogger-tra

Membangun Semangat Belajar Dalam Pola Budaya Literasi

Gambar
Literasi adalah segala hal yang berkaitan dengan baca, tulis dan hitung ( calistung )  dan TIK (Teknologi Informasi dan Komputasi). Literasi merupakan pola budaya masyarakat modern . Dan calistung menjadi pintu pertama dan utama untuk membangun budaya literasi. Membaca  atau iqra'  ibarat kaki bagi tubuh manusia. Semakin kokoh kaki itu, semakin kuat pula kakinya melangkah ke pintu-pintu pengetahuan lain. Membaca yang baik adalah sampai kita paham makna yang ada di dalam bacaan itu. Bagi pemula, yaitu anak atau orang dewasa yang baru belajar, membaca harus dilakukan  mendului belajar menulis dan menghitung. Bagi anak,  peran orang tua sangat penting meskipun anak itu "dititipkan belajar" di tempat bimbingan belajar. Membaca adalah suatu proses kontinu. Dilakukan dari awal, dengan cara atau metode tertentu, bertahap dan berkelanjutan. Belajar yang baik tidak pas dengan cara instan. Seperti orang berjalan, dimulai dari merangkak lalu jalan tertatih dan jalan tegak

Tamasya ke Kampung Batik

Gambar
Hari ini siswa kelas 1 sampai 5 SDN 1 Kebumen melakukan tamasya edukatif ke Kampung Batik di Desa Gemeksekti Kebumen. Berangkat dari sekolah menggunakan beberapa minibus. Kami disertai oleh 6 guru. Di Kampung Batik kami diajarkan cara membuat batik tulis. Pertama kali, kain mori yang akan dibuat batik diberi motif bunga dikenalkan dengan malam cair, setelah jadi dikumpulkan oleh pemandu yang bernama Bu Titin. Kemudian semua siswa kelas 3 berfoto bersama. Lalu kami berjalan kaki ke rumah Bapak Sutrisno, guru kelas 3. Di sana, kami dijamu dengan makanan dan melihat ternak sapi yang dipelihara oleh  Pak Trisno. Sekira satu jam kami segera kembali bis masing-masing. Ada kelas lain yang melanjutkan perjalanan ke kebun binatang. Kelas 3 kembali ke sekolah. Itulah ceritaku. Salam. Novi Nur Aini Di sekitar rumah Pak Trisno ada lapangan yang kami jadikan tempat untuk bermain sepakbola. Yang ikut bermain sepakbola Fredy, Raihan, Evan Fatin, Jefry, Evan Pramudya, Raditya dan Avatar. Ev