Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Membangun Semangat Belajar Dalam Pola Budaya Literasi

Gambar
Literasi adalah segala hal yang berkaitan dengan baca, tulis dan hitung ( calistung )  dan TIK (Teknologi Informasi dan Komputasi). Literasi merupakan pola budaya masyarakat modern . Dan calistung menjadi pintu pertama dan utama untuk membangun budaya literasi. Membaca  atau iqra'  ibarat kaki bagi tubuh manusia. Semakin kokoh kaki itu, semakin kuat pula kakinya melangkah ke pintu-pintu pengetahuan lain. Membaca yang baik adalah sampai kita paham makna yang ada di dalam bacaan itu. Bagi pemula, yaitu anak atau orang dewasa yang baru belajar, membaca harus dilakukan  mendului belajar menulis dan menghitung. Bagi anak,  peran orang tua sangat penting meskipun anak itu "dititipkan belajar" di tempat bimbingan belajar. Membaca adalah suatu proses kontinu. Dilakukan dari awal, dengan cara atau metode tertentu, bertahap dan berkelanjutan. Belajar yang baik tidak pas dengan cara instan. Seperti orang berjalan, dimulai dari merangkak lalu jalan tertatih dan jalan tegak

Tamasya ke Kampung Batik

Gambar
Hari ini siswa kelas 1 sampai 5 SDN 1 Kebumen melakukan tamasya edukatif ke Kampung Batik di Desa Gemeksekti Kebumen. Berangkat dari sekolah menggunakan beberapa minibus. Kami disertai oleh 6 guru. Di Kampung Batik kami diajarkan cara membuat batik tulis. Pertama kali, kain mori yang akan dibuat batik diberi motif bunga dikenalkan dengan malam cair, setelah jadi dikumpulkan oleh pemandu yang bernama Bu Titin. Kemudian semua siswa kelas 3 berfoto bersama. Lalu kami berjalan kaki ke rumah Bapak Sutrisno, guru kelas 3. Di sana, kami dijamu dengan makanan dan melihat ternak sapi yang dipelihara oleh  Pak Trisno. Sekira satu jam kami segera kembali bis masing-masing. Ada kelas lain yang melanjutkan perjalanan ke kebun binatang. Kelas 3 kembali ke sekolah. Itulah ceritaku. Salam. Novi Nur Aini Di sekitar rumah Pak Trisno ada lapangan yang kami jadikan tempat untuk bermain sepakbola. Yang ikut bermain sepakbola Fredy, Raihan, Evan Fatin, Jefry, Evan Pramudya, Raditya dan Avatar. Ev

Asyiknya Jadi Relawan Kemanusiaan, Bagian Satu

Gambar
Jadi relawan kemanusiaan memang bukan cita-cita. Apalagi hanya bermodalkan semangat, sedikit pengetahuan dan relasi personal. Tanpa identitas pasti, selain KTP dan keyakinan diri yang datangnya dari niat tulus membantu sesama. Semua proses mengalir seperti air sungai yang mengarah ke muara. Dan akhirnya berbaur di lautan.  Lalu di mana sisi menariknya jadi relawan kemanusiaan? Ketika terjadi kerusuhan sosial di tahun 1998, Kebumen Kota mengalami situasi serupa. Saat itu, 7 September, menjelang tengah hari. Saya dan beberapa teman sedang belajar cara memelihara komputer di Markas PMI yang berada di kompleks rumah dinas Bupati. Seperti biasa, kami selalu menghidupkan pesawat komunikasi. Senkom Pemda Kebumen meminta bantuan ambulans dan personil nya ke Terminal Non Bus yang jaraknya cukup dekat. Kami yang di Markas terus memantau situasi yang dikabarkan oleh Senkom maupun Polri selaku mitra kerja PMI. Kurang dari setengah jam, salah satu personil ambulans pulang ke markas membawa i

Mencoba Pahami Tema Haornas 2018 - Bagian Dua

Gambar
Bagian Dua Sebagai bentuk ajakan, tema Haornas 2018 cenderung mengarah pada pemasalan kegiatan olahraga rekreatif seperti senam Poco-Poco, Maumere dan mungkin goyang dayung di berbagai kesempatan. Begitu juga dengan pembangunan sarana/ prasarana olahraga desa. Untuk hal terakhir, dana desa dalam APBN akan ditambah jumlah dan catatan alokasinya. Bagaimana nasib cabang-cabang olahraga prestasi yang tidak termasuk olympic games? Masih mungkinkah cabor non populis semisal Bridge melanjutkan mimpi indahnya ke ajang Olimpiade? Banyak hal yang layak jadi bahan pertanyaan berkaitan dengan tema ajakan “ayo olahraga”. Apa yang dimaksud dengan olahraga. Sebagai subyek, obyek, keterangan atau pelengkap penderita-kah? Subyek olahraga adalah atlet, pelatih, pembina, pendukung ( supporter dan donatur atau sponsor) dan sejumlah lembaga yang berwenang menyelenggarakan olahraga. Termasuk induk cabang-cabang olahraga, KONI, KOI, pemerintah, DPR/ DPRD, Badan Arbitrasi Olahraga dan lain-lain. Sedan

Ancaman Sanksi Di Balik Bonus Olahraga

Gambar
Ada gula, ada semut. Ada bonus, ada sanksi. Ada usaha, ada pencapaian. Di antara itu, semangat dan yakin diri dalam kerja keras tim akan menjadi jembatan prestasi. Di dunia olahraga, jembatan prestasi ada di dalam proses pembinaan. Dari pengenalan, pelatihan dasar, pencarian bakat, seleksi berulang kali, penambahan kapasitas teknik maupun taktik berkompetisi serta hal yang sangat penting yakni dukungan lingkungan. Dana dan sistem kompetisi yang memadai untuk memfasilitasi pencapaian prestasi puncak selama ini selalu menjadi kendala pembinaan di tingkat yang paling dasar. Faktor terakhir semestinya menjadi tolak ukur utama untuk menjalankan pola reward and punishment. Cabang olahraga Bridge memang tidak sepopuler sepakbola, bulutangkis dan lainnya. Banyak tantangan dan hambatan yang menghadang proses pembinaan. Dari mengubah kesan keliru, rentang waktu yang sangat panjang dan banyak hal non teknis yang acapkali membuat proses pembinaan terkesan sangat lamban. Kalau boleh jujur,

Membangun Peradaban Manusia Unggul Indonesia

Gambar
Pengantar Saat ini, Bangsa Indonesia tengah mengalami masa bonus demografi. Masa atau jaman yang menggambarkan tingkat usia produktif lebih tinggi dari pada jumlah penduduk non produktif. Ada dua kategori usia non produktif yaitu 0 - 14 tahun dan 65 tahun ke atas. Seorang yang berusia produktif (15 - 64 tahun) menanggung beban 2 orang non produktif. Jika keadaan itu terjadi dalam satu keluarga, satu anggota keluarga yang produktif akan mampu menanggung beban ekonomi 2 anggota keluarga yang non produktif. Dengan demikian, ada kesempatan bagi yang produktif untuk menabung dan berinvestasi bagi masa depannya. Secara ekonomi, peluang ini akan membawa dampak positif bagi upaya peningkatan kualitas hidup diri dan anggota keluarga lainnya. Dampak yang lebih luas yaitu peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat. Karena baru menjadi peluang harus diupayakan secara maksimal agar menjadi kenyataan yang dapat dinikmati. Satu upaya untuk mewujudkan peluang dari adanya bonus demografi ad

Keteladanan Atlet Dalam Selebrasi

Gambar
Selebrasi atau merayakan kemenangan dalam olahraga adalah hal biasa. Ada yang melompat, mengepalkan tangan, sujud syukur dan lainnya. Di arena #AsianGames2018 , banyak atlet, ofisial dan penonton melakukannya dengan cara unik. Bahkan beberapa atlet, terutama Kontingen Indonesia, melakukan selebrasi secara luar biasa. Atlet bulutangkis, Jonatan Christie yang biasa dipanggil Jojo melakukan selebrasi dengan cara membuka dan melambaikan kaos yang membuat banyak wanita histeris. Yang sedang viral saat ini tentu selebrasi ala atlet pencak silat, Hanifan yang menyatukan dua tokoh besar Indonesia : Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto. Keduanya, karena faktor politik yang berseberangan, dikesankan berseteru. Apalagi oleh para pendukung setianya. Setelah merengkuh kedua bakal calon presiden RI dalam naungan merah putih, Hanifan berlalu melihat kedua tokoh itu dengan ungkapan perasaan yang sulit ditebak arahnya. Yang nampak di kamera ketika keduanya secara bergantian menepuk badan a

Belajar Matematika dari Bridge - Bagian Dua

Gambar
Bridge dimainkan berpasangan, misal Asep berpasangan dengan Cicih melawan Badu yang berpasangan dengan Dewi. Kita sebut saja pasangan Asep dan Cicih yang duduk di sebelah Utara dan Selatan dengan US. Lawannya tentu Timur dan Barat (TB). US  memiliki susunan kartu berjumlah 26HCP. Berarti, susunan kartu TB berjumlah: 40 – 26 = 14HCP. Dalam lembar penawaran (bidding sheet) tertera catatan bahwa Barat menulis 1D. Menurut sistem penawaran yang dipakai oleh pasangan TB, 1D artinya memegang susunan kartu berjumlah 11 – 15HCP. Mungkinkah pasangan TB memiliki jumlah nilai maksimal (15 HCP) ? Jawaban pastinya: tidak! Mungkinkah semua kartu raja (honor card) pada pasangan TB hanya dipegang oleh satu orang? Sangat mungkin Barat memegang kartu berjumlah 14 HCP. Jika memang itu yang terjadi, Timur tidak memegang satu lembar-pun kartu raja. Di sini Bridge melatih kecermatan berhitung sederhana. Yaitu tambah dan kurang. Dalam Bridge ada 3 proses yang harus dilalui yaitu penawaran (bidding