Mencoba Pahami Tema Haornas 2018 - Bagian Dua


Bagian Dua

Sebagai bentuk ajakan, tema Haornas 2018 cenderung mengarah pada pemasalan kegiatan olahraga rekreatif seperti senam Poco-Poco, Maumere dan mungkin goyang dayung di berbagai kesempatan. Begitu juga dengan pembangunan sarana/ prasarana olahraga desa. Untuk hal terakhir, dana desa dalam APBN akan ditambah jumlah dan catatan alokasinya.

Bagaimana nasib cabang-cabang olahraga prestasi yang tidak termasuk olympic games? Masih mungkinkah cabor non populis semisal Bridge melanjutkan mimpi indahnya ke ajang Olimpiade? Banyak hal yang layak jadi bahan pertanyaan berkaitan dengan tema ajakan “ayo olahraga”. Apa yang dimaksud dengan olahraga. Sebagai subyek, obyek, keterangan atau pelengkap penderita-kah?
Subyek olahraga adalah atlet, pelatih, pembina, pendukung ( supporter dan donatur atau sponsor) dan sejumlah lembaga yang berwenang menyelenggarakan olahraga. Termasuk induk cabang-cabang olahraga, KONI, KOI, pemerintah, DPR/ DPRD, Badan Arbitrasi Olahraga dan lain-lain. Sedangkan obyek olahraga adalah prestasi, rekreasi dan pendidikan keolahragaan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, olahraga merupakan implementasi dalam membangun Indonesia. Olahraga yang menggali kemampuan jiwa dan raga, jasmani dan rohani. Ini seperti yang tercantum dalam pelajaran olahraga di SMP yaitu semboyan “ mensana in corpore sano”. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Semboyan yang mendasari nilai sportivitas.
Tujuan pembangunan nasional Indonesia memang mewujudkan manusia yang seutuhnya, sejahtera lahir dan batin. Dalam konteks olahraga tentu sehat jiwa dan raganya. Pertanyaan utamanya, di sisi manakah peran olahraga? Sebatas predikat dan obyek penderita seperti yang terjadi selama ini. Atau olahraga yang akan menjadi industri??
Dengan berandai-andai, jika kemungkinan terakhir yang dimaksud dalam tema peringatan Haornas 2018 yang notabenenya mengambil momentum “ lompatan prestasi” pada Asian Games 2018, maka mulai sekarang dunia olahraga di tanah air harus berbenah total. Dari kegiatan, pelaku, manajemen, sistem kompetisi dan sebagainya. Ini sebuah proses yang tak mudah di tengah suasana masyarakat kita yang sangat majemuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oyek, Nasi Singkong Naik Kelas

Energi Mereka, Daya Hidupku

Agenda Konferensi Ekonomi Kreatif Bali ke SU PBB 2019-Bagian Terakhir