Belajar Matematika dari Bridge - Bagian Dua


Bridge dimainkan berpasangan, misal Asep berpasangan dengan Cicih melawan Badu yang berpasangan dengan Dewi. Kita sebut saja pasangan Asep dan Cicih yang duduk di sebelah Utara dan Selatan dengan US. Lawannya tentu Timur dan Barat (TB). US  memiliki susunan kartu berjumlah 26HCP. Berarti, susunan kartu TB berjumlah: 40 – 26 = 14HCP.


Dalam lembar penawaran (bidding sheet) tertera catatan bahwa Barat menulis 1D. Menurut sistem penawaran yang dipakai oleh pasangan TB, 1D artinya memegang susunan kartu berjumlah 11 – 15HCP. Mungkinkah pasangan TB memiliki jumlah nilai maksimal (15 HCP) ? Jawaban pastinya: tidak!
Mungkinkah semua kartu raja (honor card) pada pasangan TB hanya dipegang oleh satu orang? Sangat mungkin Barat memegang kartu berjumlah 14 HCP. Jika memang itu yang terjadi, Timur tidak memegang satu lembar-pun kartu raja. Di sini Bridge melatih kecermatan berhitung sederhana. Yaitu tambah dan kurang.
Dalam Bridge ada 3 proses yang harus dilalui yaitu penawaran (bidding), permainan (playing) dan penilaian (counting). Ketiganya berbasis sistem terpadu yang saling mempengaruhi. Artinya, nilai yang baik adalah usaha dan pencapaian dalam mengelola sistem penawaran dan permainan. Sistem penawaran merupakan aplikasi teori dan pengalaman pemain. Faktor kuncinya adalah komunikasi dan respek terhadap pasangan. Ingat: Bridge adalah permainan berpasangan (pair game) , bukan individual. Sehebat apapun kemampuan seorang pemain Bridge, ia tak akan pernah sukses kalau tak mampu memelihara dua faktor kunci di atas.
Oleh karena itu, dalam proses belajar peran pembimbing, pelatih, guru atau apapun istilahnya sangat penting. Khususnya menyiapkan fondasi kecerdasan emosional dan spiritual pemain Bridge masa depan yang kian kompetitif. Apalagi jika cabang olahraga ini masuk dalam arena Olimpiade yang diprakarsai oleh Indonesia (PB Gabsi dan “impian sang taipan”, pak #Bambang Hartono) dengan dukungan para pegiat Bridge dunia internasional.
Semoga.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oyek, Nasi Singkong Naik Kelas

Energi Mereka, Daya Hidupku

Agenda Konferensi Ekonomi Kreatif Bali ke SU PBB 2019-Bagian Terakhir